"Jadi perjuangan Pangeran Antasari bukan sekedar sejarah yang diperingati setiap tahunnya akan tetapi warisan semangat dan nilai-nilai kepemimpinan yang harus hidup di hati generasi muda," tutur Mushaffa, di Banjarmasin, Senin (6/10/25).
Diungkapkan Mushaffa, Pangeran Antasari telah menunjukkan bahwa perjuangan tidak selalu soal perang fisik tetapi keberanian menjaga kehormatan, persatuan, dan keadilan bagi rakyat dan itu yang harus kita warisi.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga meminta, agar dari peringatan Hari Perjuangan Pangeran Antasari tidak hanya sebagai seremonial, melainkan menjadi pengingat moral dan motivasi bersama untuk memperkuat karakter kebangsaan di Banua.
"Pangeran Antasari adalah simbol keberanian dan persatuan Banua. Sudah seharusnya kita menjadikan semangat beliau sebagai pedoman dalam memajukan Kalsel," imbuhnya.
Dilanjutkan Mushaffa, semangat "Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah" yang dipegang teguh Pangeran Antasari adalah bentuk ketulusan dalam berjuang tanpa pamrih dan nilai ini sangat relevan dalam membangun daerah di masa kini melawan kebodohan, kemiskinan dan ketertinggalan.
"Kalau dulu beliau berjuang dengan senjata, sekarang kita berjuang dengan kerja nyata, inovasi dan kejujuran dalam mengabdi kepada masyarakat," jelasnya.
Andra