Waow!, Dosen STAI Rakha Amuntai Bisa Mempertahankan Desertasinya, Dengan Hasil Yang Sangat Memuaskan

Mahasiswi S-3 PAI UIN Antasari Ria Susanti saat Ujian Promosi Doktor.(foto.ist) 

Banjarmasin, Bbs-news.id  – Selain memiliki segudang ulama, Kalimantan Selatan belum secara lengkap disebutkan nama-nama ulama dari kalangan perempuan. Upaya penelitian juga terus dilakukan, seperti yang sekilas disebutkan di Disertasi Ria Susanti, mahasiswi S-3 Pendidikan Agama Islam. Terutamanya ulama perempuan (Nyai) atau ustadzah yang berperan di pondok pesantren antara lain, Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai, Ponpes Din Awwaliyah Darussalam Putri Martapura dan Al-Falah Banjarbaru.

Karyanya tersebut disidang di Aula Pascasarjana UIN Antasari, bersama Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman M.A. sebagai ketua penguji, diikuti Prof. Dr. Hj. Masyitah Umar, M.Hum., Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshari, M.A., Prof. H. Zulfa Jamalie, Ph.D., Dr. Fatrawati Kumari, M.Hum., Prof. Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag. (penguji eksternal dari IAIN Palangkaraya), dan Dr. H. Fahmi Hamdi, Lc., M.A. sebagai sekretaris, Selasa (02/08/2022).

Adapun judulnya adalah Peranan Perempuan dalam Perkembangan Pondok Pesantren Putri di Kalimantan Selatan, yang risetnya berpusat di Ponpes Din Awwaliyah Darussalam Putri Martapura, Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai, dan Al-Falah Banjarbaru.

Di antara nama ulama perempuan yang didapat, adalah Hj. Mastika Aini, Pemimpin Ponpes Putri Rakha, di sekitar tahun 1950-an.

“Walaupun jauh sebelum itu untuk wilayah Kalimantan Selatan, peranan perempuan di ranah publik sudah terlihat seperti peranan publik yang dimainkan oleh Fatimah Abdul Wahab Bugis (1775 M) dan Ibu Fatmah Sakrani (1913 M),” urai Ria saat presentasi.

Penelitian ini turut diapresiasi Rektor, yang mengakui, bahwa banyak perempuan Banjar hebat yang belum terangkat secara luas.

“Salah satu yang dipuji-puji orang luar itu adalah pengarang parukunan (kitab fikih, red), siapa namanya?”, tanya Ketua Penguji.

“Syekhah Fatimah Wahab Al-Banjari,” jawab Ria.


Ia pun kemudian menyebutkan sejumlah nama lainnya, saat diminta rektor. Yang antara lain adalah Hj. Siti Fatimah (istri Tuan Guru H. Abdurrasyid, Pendiri Ponpes Rakha), Hj. Nor Asikin (alumnus Rakha yang mendirikan ponpes di Samarinda), Dr. Hj. Habibah, Lc., M.A. (alumnus Al-Falah yang mendirikan pesantren tahfiz di Banjarmasin), dan Hj. Siti Ramlah, Lc., M.A. (pimpinan Al-Falah Putri periode 1984–1989).

“Nah, ini penting ditonjolkan, sebagai suatu temuan. Yang kedua, ada kesinambungan geneologi keulamaan perempuan di Kalimantan Selatan ini, dan itu tidak mati, masih hidup. Makanya Bu Fatra saya minta bikin biografi ulama perempuan Kalimantan Selatan. Apakah sudah jadi bukunya bu?” tanya rektor.

“Sudah separuh,” jawab Dr. Fatrawati Kumari, M.Hum.

Akhirnya usai mendapat banyak masukan dari berbagai penguji, Ria sukses mempertahankan karyanya, dengan diberi nilai 87,57, dengan bobot 3,5 (amat baik).

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Rakha ini pun resmi menjadi Doktor Pascasarjana UIN Antasari yang ke-57.

(AN) 

Dukung semangat oleh para tamu undangan Sidang Terbuka, di UIN Antasari Banjarmasin. 

Ucapan selamat oleh Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof. H. Mujiburrahman,MA atas keberhasilannya, dan mendapatkan gelar Doktor kepada mahasiswa yang ke 57

Foto bersama Tim penguji, penguji eksternal, dan penguji utama



Ucapan Selamat dari Citivitas Akademika STAI Rakha Amuntai atas keberhasilan Ria Susanti, atas promosi Doktor nya.