SMPN 14 Banjarmasin, selama PTM Siswa Belajar di Ruang Terbuka

bbs-news.id, Banjarmasin- Hari kedua pemberlakuan Pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat PAUD, SD, hingga SMP, penerapan protokol kesehatan ketat menjadi perhatian serius sejumlah sekolah di Banjarmasin.Penjagaan ketat di pintu gerbang sekolah terus dilakukan, untuk mensterilkan sejumlah siswa yang mengikuti proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Salah satunya SMP Negeri 14 Banjarmasin. Sejak memasuki pintu gerbang sekolah, penerapan protokol kesehatan ketat pun diberlakukan, Selasa pagi (13/07/2021). 

Siswa yang datang ke sekolah diwajibkan mengenakan masker dan mencuci tangan di wastafel yang disediakan tidak jauh dari pintu gerbang sekolah, yang terletak di kawasan Pangeran Hidayatullah, Banua Anyar, Banjarmasin Timur.

Kepala Sekolah SMP Negeri Banjarmasin, Aminsyah MP.d,menjelaskan untuk Pembelajaran Tatap Muka terbatas ini sekolah mendesain pembelajaran yang agak berbeda. 

Karena yang turun pembelajaran tatap muka ini adalah siswa kelas 7, maka selama beberapa hari belajarnya di luar ruangan kelas. Salah satunya adalah belajar di halaman upacara sekolah dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari luar untuk mengedukasi para siswa.

“ Pagi hari kita melaksanakan edukasi protokol kesehatan ketat. Mulai mengenakan masker, cuci tangan hingga menghindari kerumunan. Nah dalam pembelajaran tatap muka ini kami melaksanakan di lapangan terbuka,” Jelas Aminsyah saat memberikan keterangan kepada awak media, Selasa (13/07/2021).

Pembelajaran di lapangan sendiri menurut Aminsyah, sebagai salah satu cara untuk menghindari titik kejenuhan siswa. Karena selama satu tahun delapan bulan, mereka libur panjang dan hanya belajar secara daring dari rumah, selama pandemi covid-19. 

Karenanya mereka mengubah desain belajarnya di luar kelas. Kebetulan saat ini merupakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Siswa sendiri hanya belajar selama dua jam , karena pukul 10.00 Wita mereka kembali ke rumah masing-masing.

“ Selama sepekan kami mendesain belajar di lapangan terbuka dan durasi belajarnya hanya dua jam saja. Karena setelah itu mereka kami pulangkan, untuk beajar di rumah dengan sistem daring. Jadwal belajar sudah kami susun, sehingga diharapkan mampu mendorong semangat belajar siswa dan meningkatkan kualitas prestasi siswa selama pandemi,” katanya.

Sejumlah orang tua siswa menyambut baik pembelajaran tatap muka secara terbatas. 

Meskipun semula mereka sempat agak was-was, namun mereka percaya sekolah cukup serius menjalankan protokol kesehatan yang sangat ketat. 

Sebagian besar orang tua menilai pembelajaran sistem terbuka ini, memberikan sesuatu yang berbeda.

“ Menurut kami sangat bagus sekali.Kita positif thinking terhadap sekolah. Karena pembelajaran tatap muka nuansanya beda dan mendorong motivasi siswa belajar lebih giat lagi. 

Bayangkan sebelum pandemi prestasi anak-anak cukup bagus. Selama menjalani proses belajar online di rumah, nilai banyak melorot.Karena tidak dipungkiri anak-anak kalau di rumah lebih banyak bermainnya,” ujar Sutinah, orang tua siswa kepada wartawan.( Olpah Sari Risanta/AN)