Banjarmasin, Bbs-news.id - Tak hanya di gelanggang olahraga atau arena bisnis, semangat persaingan membara juga di lorong-lorong sempit dan gang-gang perkampungan. Di Banjarmasin, aura kompetisi itu terasa begitu kuat dalam gelaran Lomba Kampung Merah Putih, sebuah ajang bergengsi yang digagas oleh Kesbangpol Kota Banjarmasin dan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK).
Gelaran ini bukan sekadar perlombaan biasa. Ia adalah panggung di mana identitas dan kebanggaan sebuah komunitas dipertaruhkan. Hampir seluruh perwakilan dari Kelurahan dan Kecamatan di kota ini mempersiapkan diri habis-habisan. Dari Banjarmasin Tengah hingga Banjarmasin Timur, dari Utara hingga Selatan, setiap jengkal kampung disulap menjadi kanvas yang dibaluri semangat Merah Putih.
Tim juri yang berkeliling di lima kecamatan disuguhkan pemandangan yang tak biasa. Di Banjarmasin Tengah, Gang Penghulu Kelurahan Pekapuran Laut, Tim juri yang berkeliling di lima kecamatan disuguhkan pemandangan yang tak biasa. Di Banjarmasin Tengah, Gang Penghulu Kelurahan Pekapuran Laut, mendandan kampung semakin semarak. Di Banjarmasin Utara, Komplek HKSN Permai dan Kawasan Palem RT 21, tak mau kalah unjuk kebolehan, menampilkan kreativitas yang memukau.
Semangat kompetisi yang sama membakar di Banjarmasin Timur. Lurah Pemurus Luar, Rabiatul Hasanah, optimistis perwakilan mereka, Komplek Kelapa Dua, mampu mencuri perhatian.
"Seperti daerah lainnya, kami Insya Allah berusaha memberikan yang terbaik. Doakan yang terbaik buat kampung kami," ujarnya penuh harap, mencerminkan besarnya ambisi yang mereka bawa.
Namun, di tengah sengitnya persaingan, ada pendekatan yang berbeda. Kampung AMD Besar RT 32, yang bergabung dengan RT 30, memilih untuk tetap "enjoy". Di bawah koordinasi Lurah Pekapuraya, Martini Imban, mereka membuktikan bahwa keseriusan tak selalu berarti tegang. Kampung ini terus bersolek, menjaga kebersihan, dan menghias diri dengan Merah Putih sejak awal Agustus.
"Target kami adalah seperti dulu berada di papan atas. Tentu kami punya strategi bagaimana menarik perhatian tim juri," tutur Martini Imban.
Namun, ia menekankan, hal terpenting di balik semua hiasan itu adalah "menanamkan semangat cinta tanah air." Baginya, kemenangan sejati bukan hanya tentang tropi, melainkan tentang api persatuan yang terus berkobar di hati warganya.
Pada akhirnya, Lomba Kampung Merah Putih lebih dari sekadar ajang unjuk kebolehan. Ia adalah sebuah perayaan atas semangat gotong royong, kreativitas, dan yang terpenting, cinta pada tanah air. Kompetisi ini memastikan bahwa di Banjarmasin, semangat proklamasi tak pernah padam, namun terus menyala, mengalir di setiap sudut kampung, dan mengukir kisah kebanggaan yang takkan terlupakan.
Salah satu Tim Juri Lomba Kampung Merah Putih se- Banjarmasin, Tamjidnor SAg MPd, menjelaskan Lomba Kampung Merah Putih lebih dari sekadar ajang unjuk kebolehan. Ia adalah sebuah perayaan atas semangat gotong royong, kreativitas, dan yang terpenting, cinta pada tanah air.
“Kompetisi ini memastikan bahwa di Banjarmasin, semangat proklamasi tak pernah padam, namun terus menyala, mengalir di setiap sudut kampung, dan mengukir kisah kebanggaan yang takkan terlupakan,” kata pria yang sehari-hari adalah Dosen UIN Antasari Banjarmasin.
Sementara itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjarmasin, Dr H Lukman Fadlun, kegiatan Lomba Kampung Merah Putih adalah salah satu spirit tiada henti yang dilakukan dalam menanamkan rasa cinta tanah air dan memahami makna serta simbol-simbol negara.
“Makna terpenting adalah membangkit jiwa patriotisme bagi segenap warga Banjarmasin dan menjadikan kampungnya berlandaskan semangat kebangsaan yang tinggi dan cinta NKRI.Karena didalamnya ada nilai-nilai semangat perjuangan dan gotong royong yang harus dijaga dan dirawat dengan baik,” tegas lukman Fadlun.
Terkait raminya persaingan dia melihat itu adalah spirit yang tumbuh untuk menjadikan kampung mereka yang terbaik di antara yang terbaik.Karena itu mewakili Pemerintah Kota Banjarmasin dia mengapresiasi partisipasi kampung-kampung se-kota Banjarmasin yang mengikuti Lomba Kampung Merah Putih (Kamaratih) tahun 2025.
Rasanya/Andra