Jembatan Sungai Alalak, Agar Segera Diresmikan Agar Tidak Menjadi Polemik Di Masyarakat

Bbs-news.id, Banjarmasin -  Secara hukum para pengendara Moge yang melewati Jembatan Sungai Alalak Satu, tidak ada ketentuan yang mengatur secara tegas, yang berarti perbuatan mereka secara hukum tidak ada larangan, selama dari pihak jembatan tidak dirugikan oleh konvoi mereka melewati jembatan tersebut.

Namun kata Praktisi Hukum Angga Parwito, S.H, M.H.,  mungkin secara kepatutan dan etika, ini sesuatu yang tidak benar, karena kita melihat masyarakat umum, dari Banjarmasin mau ke Handil Bakti, mereka rela macet bahkan berjam-jam, kalau dilihat saat pagi dan sore hari.

Otomatis dengan adanya konvoi ini yang diperkenankan melewati jembatan tersebut, menurut Angga,  kita memahami perasaan mereka tercederai. Artinya mereka merasa bahwasanya keadilan tidak sama dirasakan. Oleh sebab itu kita juga sangat menyayangkan. Namun apapun itu, ini sudah terjadi.

“Menurut hemat saya, sebaiknya para pihak bukan hanya saling melempar bola panas hari ini. Tapi lebih pada menyadari dan memang jika ada kesalahan, lebih baik mengajukan permintaan maaf kepada masyarakat. Itu lebih elegan. Dari pada kita saling tuduh, saling lempar," ungkap Angga.

Dikatakan, dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional menyatakan tidak memberikan izin. Namun di satu sisi faktanya pada saat itu dibukakan.

Apabila pada saat itu tidak ada pihak-pihak membukakan dan mengizinkan mereka melalui akses di jembatan itu tadi, menurut Angga, tidak mungkin para pengendara moge ini tidak bisa lewat sana. 

"Saya yakin ini juga diawal sudah ada komunikasi. Namun karena perbuatan ini ternyata berakhir viral, akhirnya mungkin para pihak ini mencoba saling lempar bola panas. Itu sesuatu yang tidak elok. Artinya para Pejabat dan Pemangku Kepentingan juga harus gentleman mengakui kesalahan," Angga menambahkan.

Katanya,  Kita tidak dapat menyalahkan dari pihak moge saja. Namun ini ada keteledoran. Ada sesuatu yang tidak benar, sehingga ini bisa terjadi. 

"Andaikata pada saat itu dari pihak yang bersangkutan benar-benar tidak mengizinkan untuk rombongan moge ini lewat, saya rasa ini tidak akan terjadi. Saya sangat setuju. Dari pemberitaan yang saya baca, kalau saya tidak salah, dari Kasatlantas Polresta Banjarmasin sebenarnya sudah menghimbau untuk tidak melewati jalan ini. Cuma miskomunikasinya di mana?" ungkap Angga.

Menurutnya, karena kalau dilihat di beberapa pemberitaan, ternyata para pengendara moge ini juga dikawal dari para lalu lintas. Kita tidak tahu apakah dari mana?

"Cuma menurut hemat saya, apapun yang terjadi, ini sudah terjadi. Lebih baik saat ini para pihak legowo untuk segera meminta maaf. Minimal akan mengobati rasa kecewa dari masyarakat yang hari-hari melalui jalur itu dan harus melewati kemacetan yang berjam-jam dan juga agar permasalahan ini cepat selesai, sebaiknya dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional itu segera membuka jembatan itu," Saran Angga.

Katanya,  kalau sudah selesai pembangunan jembatan itu, dibuka saja, tidak perlu menunggu seremonial dan lain sebagainya. Hari ini menurutnya, dibutuhkan masyarakat itu bukan seremonial, tapi jembatan itu bisa dibuka untuk mengurai kemacetan yang selalu terjadi di pagi dan sore hari saat kita melewati jalan tersebut. Itu akan lebih bijak.

"Tindakan itu saya yakin akan mengobati rasa kekecewaan dari masyarakat dan berusaha melupakan bahwasanya memang mereka pernah didiskriminasikan karena tidak dapat melewati jembatan itu, beda dari kelompok-kelompok tertentu," tegas Angga 

Adanya kabar bahwa memang bulan November baru bisa dibuka jembatan itu, menurut Angga, jika memang Pemerintah masih bersikukuh untuk membuka jembatan itu di bulan November, kita masyarakat bisa apa? 

"Cuma kita berharap Pemerintah jangan apatis. Jangan mengedepankan seremonial atau menunggu orang tertentu untuk membuka jembatan itu. Karena kita semua harus berfikir semuanya untuk kepentingan masyarakat. Bukan hanya merasa ini harus diresmikan dan lain sebagainya. Tapi sekarang dipentingkan, harusnya Pemerintah berfikir, apa yang dibutuhkan masyarakat segera aksi. Artinya dieksekusi. Jangan sampai berlarut-larut. Karena ini pasti akan menimbulkan polemik di masyarakat," Angga menyarankan lagi.

Dikatakan, kalau memang keinginan dari Pemerintah atau pihak terkait agar jembatan ini dibuka oleh Presiden. Ini tidak salah juga. Ini juga suatu kebanggaan kalau memang Presiden bisa membuka jembatan itu atau meresmikannya. Cuma yang harus diperhatikan. Segera dilakukan. Kalau ada saran untuk dibuka  melalui Jadi zoom meeting, tidak masalah juga. 

"Yang pasti sebenarnya seremonial itu tidak terlalu penting. Tapi bagaimana kemanfaatan dari jembatan itu bisa dirasakan masyarakat, utamanya masyarakat Banjarmasin dan Barito Kuala yang hari ini jembatan itu benar-benar segera dibuka, agar mobilitas masyarakat di kedua kota ini, utamanya lebih mudah dan saya berharap jembatan ini bisa menjadi Ikon dan menjadi kebanggan masyarakat Kota Banjarmasin," pungkasnya.(Juns