MAN 3 Banjarmasin Terkendala Data Emis Untuk Pembelajaran Tatap Muka

Bbs-news.id, Banjarmasin -  Kegiatan pembelajaran tatap muka masih belum dilaksanakan di MAN 3 Banjarmasin, karena menurut Kepala Sekolah Dra. Hj. Nana Mairi, M.Pd., kepada RRI, belum dilaksanakan, karena hal ini terkait dengan pengisian Emis.

“Kalau Kementrian Agama harus mengisi link di Emis. Itu otomatis. Apabila terpenuhi. Contoh, vaksin jumlah siswa umpamanya 80 persen. Apabila tidak tercapai target. Tidak bisa. Juga dengan tenaga pendidikan. Kalau kesiapan, otomatis kami sudah lama sudah siap. Tetapi yang masih terkendala ini masalah vaksin dan pengisian angket survey kepada siswa dan guru pendidik,” ungkap Nana.

Dikatakan, pada waktu anak itu diberi semacam kuisoner, mengisi dan ada menyebutkan ada penyakit bawaan, seperti jantung ataupun yang lain, maka otomatis tidak bisa tatap muka. Kecuali direvisi, karena kuisonernya sudah sembuh. Hal ini katanya, jika kuisoner sudah terpenuhi, link langsung dengan pusat, langsung bisa, itu saja kendala.

Ditegaskan, walaupun nantinya level Banjarmasin sudah turun dari level 4 ke level 3 ataupun dua, tidak bisa serta merta melakukan pembelajaran tatap muka, karena sekolah-sekolah dibawah Kementrian Agama, langsung berhubungan pusat, sehingga tetap berdasarkan data emis tersebut. Karenanya, jika ada penyakit bawaan pada siswa yang mengisi kuisoner maupun pada gurunya, maka otomatis tidak mendapatkan rekomendasi.

Dikatakan, saat mengisi kuisoner, siswa merasakan ada sedikit sesak seperti flu, dikatakan siswa sakit. Sehingga kuisoner yang isiannya ada sakit flu, tidak masuk untuk criteria pembelajaran tatap muka tersebut. Karena menurut Nana, gejala covid, yaitu flu dan batuk. Apalagi jika orangtua dan kakak siswa ada yang terkena covid, maka siswa yang bersnagkutan takut bervaksin. Maka pihaknya tidak berani memaksakannya, khawatir akan terjadi apa-apa. Itu menjadi salah satu kendala yang dirasakan.

Selama ini dilakukan pembelajaran melalui daring. Kata Nana, tugas untuk siswa kadang-kadang diberikan melalui WA dan kadang langsung, tapi tidak bersamaan datangnya. Demikian juga kehadiran Guru di sekolah, dilakukan secara bergiliran dan tidak diperkenankan berkumpul. Namun yang hadir setiap hari adalah Tata Usaha dan Kepala Sekolah yang memonitor kegiatan sekolah.(AN/Juns)