Keluhan Antrean di RSUD Ulin Banjarmasin. Ombudsman Harapkan Perbaiki Pelayanan Publik

Bbs-news.id,Banjarmasin -  Keluhan antrian seorang pasien yang viral di media sosial, Selasa (2/11/2021), mendapatkan tanggapan dari Direksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin.

Melalui WhatsAppnya, Humas Yan Setiawan, Rabu (3/11/2021) menyampaikan realese tersebut disertai videonya.

Beberapa hari ini terjadi lonjakan kunjungan pasien di RSUD Ulin Banjarmasin, Plt. Direktur RSUD Ulin Banjarmasin Dr.dr.H.Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp.OT-FICS (K)-Hand yang di dampingi oleh Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dr. Yuddy Riswandhy Noora, M.Kes, Kepala Bidang Pelayanan Medik drg. Yuyun Sukaeksi, MM, dan Kepala Bidang Keperawatan Heru Yuli Arifin, SKM. Plt Direktur RSUD Ulin Banjarmasin menyampaikan bahwa “RSUD Ulin akan kembali menggiatkan sosialisasi pendaftaran online, butuh waktu agar masyarakat terbiasa menggunakan metode ini. Pembenahan terus dilakukan dan untuk sementara ada kebijakan bahwa pasien tidak lagi harus menunggu nomor antrian dan mengurus administrasi di loket pendaftaran, tetapi dipersilahkan menunggu di depan poliklinik yang ingin dituju. Untuk pendaftaran akan di bantu oleh petugas poliklinik masing masing.  Semoga informasi dan kebijakan ini bermanfaat untuk kita semua.

Sebelumnya, Selasa (2/11) Kepala Ombudsman RI Perwakilan Hadi Rahman, yang diinformasikan keluhan layanan publik tersebut menyatakan, Artinya amun menurut ulun, pelayanan publiknya belum baik. Masih ada kelemahan. Masyarakat, khususnya calon pasien, belum mendapatkan kenyamanan untuk akses layanan di RSUD Ulin, terutama dalam mengantre pendaftaran.

Padahal salah satu kewajiban penyelenggara pelayanan publik sesuai UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik adalah menyediakan sarana prasarana (sarpras) atau fasilitas yang mendukung terciptanya pelayanan yang memadai. Sarpras atau fasilitas ini bagian dari 14 komponen standar pelayanan. Salah satu contoh sarpras adalah sistem antrian. 

"Jadi, RS Ulin tolong segera perbaiki sistem antrian. Zaman sudah maju sekarang ini perlu didukung sistem yang modern dan inovatif. Jangan sampai habis waktu masyarakat untuk antre mendaftar, sementara kondisi sudah urgen atau darurat. Intinya harus dipastikan alur pelayanannya berjalan baik, humanis dan tidak berlarut mulai dari pendaftaran hingga pemberian layanan," ungkap Hadi, Selasa (2/11).

Berikut petikan keluhan seorang warga yang beredar di media sosial, Selasa (2/11) tersebut.

𝗦𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺 𝗔𝗻𝘁𝗿𝗲 𝗥𝗦𝗨𝗗 𝗨𝗹𝗶𝗻 𝗭𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗪𝗼𝘄

BBheginilah situasi antre karcis pendaftaran BPJS di rumah sakit pemeritah terbesar di Kalimantan RSU Ulin Banjarmasin, subuh pagi Selasa (2/11). Untuk mendapatkan karcis, calon pasien harus meletakkan jejak antre di lantai. Ada yang berupa kantung amplop rontgen, map, sendal, tas, botol air mineral, atau kunci motor. Dan itu harus ditunggu atau diawasi agar tak ada yang menyelip jejak antre di antaranya. Sementara loket karcis katanya baru buku pukul 07.00. Calon pasien sendiri mulai antre saat subuh. 

Sebagai salah satu calon pasien, saya beranggapan cara antre semacam ini tidak menunjukkan kemodernan sebuah pelayanan rumah sakit utama dan menjadi rujukan banyak rumah sakit. Bahkan terkesan set back ke zaman orde lama saat rakyat antre beras. Untuk berobat, orang sakit harus rela lesehan antre di lantai rumah sakit untuk mendapatkan nomor antrean pendaftaran. 

Saya mencoba memaklumi, mungkin manajemen rumah sakit kehabisan cara untuk mengantre manusia yang sakit yang akan berobat melalui BPJS. Namun, rumah sakit lain yang sama sama plat merah di propinsi lain kok bisa saja pengambilan nomor karcis pendaftaran via online dengan menggunakan handphone atau cara manusiawi lainnya. Saya yakin petinggi RSU Ulin cerdas dan canggih memikirkan mengubah cara antre ini.

Antre mendapatkan karcis nomor sejak subuh, belum lagi  antre menunggu panggilan pendaftaran di loket BPJS mulai pukul 08.00, dan antre menunggu panggilan dokter di poli yang juga lumayan makan waktu. Ah, indahnya sebuah pelayanan. (AN/juns)