KAPATUHAN MANANAI

Paribasa dan ungkapan banjar, refleksi budaya oleh noorhalis majid(foto.ist) 

Banjarmasin, Bbs-news.id  -  Terbiasa menunggu pemberian, hanya berharap, tidak ada upaya untuk mandiri - berjuang mengusahakannya sendiri – padahal mampu, kuasa melakukan berbagai hal. Sehat - berdaya secara fisik. Hanya saja karena terbiasa meminta, akhirnya ketergantungan, itulah makna kapatuhan mananai.


Terbiasa menunggu pemberian, begitu arti harfiahnya. Mananai dari kata tanai, posisi tangan di bawah, berharap dapat kucuran dari tangan di atas. Bila setiap mananai mendapatkan kucuran, lama kelamaan menjadi kebiasaan – menciptakan ketergantungan. Sulit melepaskan ketergantungan – sebab merasa nyaman, hanya dengan mananai, tersedia yang diminta. Tidak ingin lagi berjuang dan berusaha sendiri. 

Berjuang diawal memang susah. Pasti banyak tantangan dan kendala. Berjuang diwaktu muda, akan memanen hasilnya dikala tua. Mumpung masih kuat, fisik dan raga dapat melakukan berbagai hal – kuasa berbuat apa saja yang dimaui. Lakukan, rintis berbagai hal yang menantang. Sekalipun orang tua mampu – memiliki banyak tabungan harta, tidak ada salahnya berusaha mandiri, tidak tergantung dengan siapapun. Pasti ada kebanggaan bila kesuksesan yang dicapai buah perjuangan sendiri. 

Pun bagi orang tua, jangan sampai pemberian pada anak menyebabkan ketergantungan. Membuatnya malas berjuang dan berusaha. Ajarkan anak bagaimana memulai mewujudkan cita-cita. Ajarkan tentang bagaimana meletakkan batubata pertama dalam pembangunan perwujudan cita-cita – langkah pertama untuk menapaki langkah selanjutnya yang sangat panjang. Kalau batubata atau langkah pertama sudah dimulai, maka selanjutnya dapat dilakukan perlahan seorang diri. Pada awalnya memang berat, karena setiap tanjakan selalu membutuhkan tenaga ekstra. Setelah melewatinya, akan didapatkan kemudahan. 

Orang tua dimaksud, bisa saja berwujud pemerintah. Kalau ingin memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi – kemandirian berbagai hal guna menopang hidup masyarakat, maka ajarkan secara serius bagaimana seharusnya memulai usaha-usaha tersebut – jangan menciptakan ketergantungan, atau sekedar klaim – mengaku memberdayakan.

Ungkapan ini memberikan pelajaran, jangan sampai segala kemudahan, dan bantuan yang diterima, membuat malas. Sebab, bila ingin hidup lebih nyaman, mesti terbiasa berjuang - berusaha sendiri mewujudkannya. Menerima pemberian memang lebih mudah, lebih nyaman, namun menciptakan ketergantungan, tidak mandiri – sebab kapatuhan mananai. (nm)