TJSL Pertamina Bantu KWT Anggrek Tanaman Sistem Hidroponik

Farida Ketua KWT Anggrek saat membersihkan tanaman liar di lahan Hidroponik kelompoknya. (Foto:Andra)

Banjarmasin,bbs-news.id - Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek sudah dibentuk sejak 2019 oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin.

Tujuannya adalah agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangan terutama pada kelompok tani yang telah terbentuk.

Seiring berjalannya waktu, sekitar awal 2022 KWT Anggrek yang diketuai Farida mencoba menanam sayuran dengan metode hidroponik.

Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan larutan air yang mengandung nutrisi sebagai media tanam.

"Ini adalah bantuan dari PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Banjarmasin dengan menyediakan peralatan hidroponik beserta bibitnya," ujar Farida dikediamannya, Sabtu (26/10).

Sebagai info, Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Banjarmasin menyalurkan kepada warga disekitar ring 1 (wilayah operasional kantor di Banjarmasin) termasuk KWT Anggrek.

Awalnya lanjut Farida berjalan dengan lancar, waktu itu ia dan kelompoknya menanam selada.

"Hasilnya sangat bagus, selain dijual kami dengan kelompok juga ada mendapatkan hasil," ujar Farida.

Setelah 2 kali panen lanjutnya, tanamannya terkena hama. Ia pun berkonsultasi dengan dinas dan beberapa saran kawan untuk menggunakan pestisida.

"Lalu kami pakai pestida, dan bukannya hamanya hilang, tapi malah tanaman kami mati," ungkapnya.

Mereka disarankan untuk membersihkan media tanamnya dan distirahatkan selama 1 bulan.

"Setelah itu, kami coba tanaman lainnya seperti seledri dan kangkung. Alhamdulillah waktu tanam pertama berhasil," tuturnya.

Farida juga dibantu oleh suaminya yang kebetulan punya waktu luang untuk mengembangkan budidaya ini.

Dari pengalaman, Farida dan suami menyimpulkan beberapa penyebab gagalnya sistem tanam hidroponik  salah satunya adalah faktor alam.

"Selain cuaca yang panas, pasang dalam juga turut mempengaruhi kondisi tanaman hidroponik ini," jelasnya.

Farida berharap kelompoknya bisa mendapatkan bimbingan dari para ahli untuk bisa mengatasi kendala yang mereka hadapi.

Untuk saat ini, Farida hanya menanam kangkung yang masih cukup kuat dan seledri yang tidak tahan cuaca panas.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Pertamina yang peduli dan sering membantu serta memberikan spirit sampai saat ini kepada kami," ucapnya.

Untuk itu, ia ingin mengembangkan usaha lainnya seperti budidaya ikan dengan sistem bioplok mengingat sama dengan hidroponik hemat lahan.

"Usul kami, mungkin bisa studi tiru ke petani daerah lain atau mendatangkan ahlinya untuk mengajari kami," tandasnya.

Penulis : Agus Diannor (Andra) 
Editor : Edy