STIEI Banjarmasin Songsong Perubahan Jadi IBT

Ketua Sekolah Tinggi STIE Indonesia Dr Yanuar Bachtiar SE MSi,(foto.ist) 

Bbs-news.id, Banjarmasin  -  Agenda bulan Maret 2022 di STIE Indonesia Banjarmasin, kata Ketua Sekolah Tinggi tersebut Dr Yanuar Bachtiar SE MSi, tidak terlalu signifikan, karena kampusnya masih tahap pembelajaran semester dan sedang mencoba membenahi beberapa fasilitas kampus untuk menyambut visitasi untuk perubahan bentuk menjadi Institut Bisnis dan Teknologi (IBT).

Katanya, berbagai ruangan itu memang sudah saatnya direnovasi. Nantinya ada 4 ruangan.

"Ruang Rektorat 4 ruangan, seperti untuk Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,  Wakil Rektor 2 Bidang Administrasi dan Keuangan, Wakil Rektor 3 Bidang Inovasi dan Kerjasama, dan ruang Bagian Umum dan Administrasi, dan kami membenahi fasilitasnya. Waktunya cukup panjang. Usulan masih belum kami lakukan, karena menunggu SK Kementerian untuk pembukaan Prodi Magister Akuntansi," kata Yanuar.

Pembantu Ketua yang ada saat ini, bisa sama dan bisa tidak sama posisinya nanti, yang disebutkan Yanuar, kita lihat nanti, karena tahun 2023 masa kepemimpinannya berakhir dan dilihat pada kepemimpinan kedepan. 

" Mudah-mudahan sebelum berakhir masa jabatan saya, IBT sudah terbentuk. Itu harapan saya. Supaya menjadi kado dalam masa jabatan saya," harap Yanuar.

Ruangan eks Wong Solo yang telah direnovasi, saat ini sudah hampir selesai dan akan menjadi ruangan Pusat Bisnis dan Inkubator. Display Inkubator dan diharapkan secara maksimal dapat dimanfaatkan. Sedangkan ruangan di sebelahnya untuk ruang Galeri Bursa Efek STIEI Banjarmasin, serta Tempat berkantor Kepala LPI.

"Mudah-mudahan dengan demikian terjadi respon cepat, kalau ada pelanggan yang merespon tentang produk di display, agar cepat direspon,"  Yanuar menjelaskan.

Kegiatan kedua ruangan tersebut nantinya sesuai dengan hari kerja. Sesuai jam kampus. Untuk Senin sampai Sabtu dari pukul 0800 sampai pukul 16.00 wita, dan untuk Jum'at sampai pukul 11.00 saja.  Kecuali ada kegiatan-kegiatan yang perlu waktu.

Disinggung perpindahan Ibukota  Kalsel ke Banjarbaru, Yanuar menyebutkan, STIEI Banjarmasin yang berorientasi bisnis dan teknologi masih akan mempertahanan kampus utamanya di Banjarmasin. Namun akan melihat kedepan. Kalaupun ada perkembangan, maka pembenahan yang ada untuk menyongsong perubahan bentuk.

Disisi lain, Yanuar setuju perpindahan tersebut, karena mengingat lahan di Banjarmasin sudah tidak memungkinkan untuk dikembangkan.

"Lebih sepakat supaya Kota akan lebih berkembang. Satu sisi pusat bisnis ada di Banjarmasin yang notabene lahan 10 tahun kedepan padat sekali jika mempertahankan Ibukota Kalsel di Banjarmasin. Tapi dengan dipindahkan ke Banjarbaru, maka Banjarmasin, Martapura dan Banjarbaru bisa jauh lebih berkembang," pungkasnya.(Andra/juns)