PPKM PENGARUHI ARUS LALU LINTAS ORANG DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

BBS-NEWS. ID - BANJARMASIN  :  Secara kegiatan di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, kata GM Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Imran Rasidi, masih normal. Cuma katanya, karena ada batasan kegiatan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level 4, sangat berpengaruh terutama untuk penumpang kapal.

"Kalau bongkar muat barang tidak ada masalah. Berjalan lancar seperti biasa. Cuma untuk penumpang yang berangkat ataupun yang datang, jauh terjadi penurunan," kata Imran.

Apalagi menurutnya, diaturan yang baru, di Surat Edaran Walikota, Instruksi Gubernur dan juga Surat Edaran dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), untukku penumpang yang mau masuk ke Kalsel diwajibkan PCR. Sehingga katanya, ada pengurangan arus lalu lintas orang yang masuk ke Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin.

Menanggapi seringnya PCR yang diharuskan bagi para sopir truk, sehingga ada keluhan hidungnya sakit, Imran menyatakan, hal ini terkait teknis pemeriksaan. 

"Karena kita juga tidak bisa masuk ke wilayah sana. Itu wilayahnya medis. Cuma yang kita lakukan di sini, berusaha untuk menjaga supaya Banjarmasin khususnya dan Kalsel umumnya. Kita berusaha untuk menekan angka penyebaran covid 19 dengan membentuk posko," ungkap Imran.

Dikatakan, Posko Gabungan tersebut dibawah koordinasi KSOP, KPL Angkatan Laut, Angkatan Darat, KKP dan instansi terkait. Termasuk Satgas.

Menurut Imran, walaupun sudah beberapa kali sopir truk tersebut sudah PCR, jika kembali masuk ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, mereka harus PCR lagi.

"Karena PCR atau Rapid Tes hanya untuk mengetahui bahwa orang ini tidak terjangkit virus covid 19. Beda dengan vaksin. Kalau sudah divaksin, bisa melindunglah apabila mereka terpapar, dampaknya tidak separah orang yang belum divaksin," Imran menambahkan.

Menyinggung slogan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis,  Loyal, Adaptif, Kolaboratif) untuk jajaran Pelindo, menurut Imran, penerapan Akhlak memang pas. Artinya lebih memotivasi jajarannya.

"Di sini kita diharapkan untuk berkorban. Baik itu waktu, material, dan pikiran juga. Sama seperti nilai-nilai yang diterapkan oleh perusahaan," Imran menjelaskan.

Terkait dengan Over Dimensi Over Load (Odol) atau kelebihan muatan, Imran menyatakan, ada instansi terkait yang menertibkan. 

"Kemaren waktu kami FGD (Focus Group Discussion / Diskusi Terfokus dari suatu grup) di (hotel) Rattan Inn, itu masih dalam tahap sosialisasi. Kemungkinan tahun 2023 baru akan dilakukan penertiban secara keseluruhan," Imran mengatakan.

Sehingga jajarannya, kata Imran lagi, hanya memastikan bahwa angkutan itu melakukan bongkar sesuai prosedur yang berlaku di Pelabuhan Trisakti. Karena Odol ranahnya darat. Kalau pihaknya di laut. Nanti ada instansi terkait yang menertibkan.

"Tapi ini sudah dikoordinasikan. Hanya nanti menunggu pelaksanaannya kapan. Kita tetap akan patuhi apa yang diinstruksikan oleh Pemerintah," Imran menjelaskan.

Katanya untuk Odol tersebut, pihaknya dari Pelabuhan Trisakti sudah menyiapkan untuk timbangan dan gate yang sudah diatur ketinggiannya. 

"Sehingga truk-truk yang ketinggiannya melebihi dari gate itu. Tidak akan bisa lewat. Kemudian setiap truk yang akan muat, akan ditimbang," Imran menegaskan.

Sebuah kendaraan dinilai over load (kelebihan muatan), itu nanti tergantung dari Dinas Perhubungan atau pihak yang berwenang. 

"Apabila itu sudah jelas nanti ada aturannya. Kapan akan dilaksanakan, Kami siap untuk melaksanakan di Terminal Kami. Timbangan sudah siap. Begitu sudah dijalankan. Ada yang melebihi. Ya, diturunkan. Disesuaikan muatannya," pungkasnya.(AN/Juns)