Akhirnya Guru PAI SMAN 2 Martapura Bisa Meraih Gelar Doktor, dengan Penuh Perjuangan

Sidang Ujian Terbuka pada sesi akhir, Dr. Kamaliah, S.Pd, M.Pd

Banjarmasin,Bbs-news.idTantangan berat dilalui Kamaliah, saat Ujian Disertasi Terbuka, Senin (26/12/2022). Berondong kritikan dilayangkan penguji Sidang ini sekaligus menjadi penutup perjuangan Kamaliah usai memulai kuliah di 2018, tahun perdana lahirnya doktor pertama saat masih berstatus IAIN.

Kamaliah berhasil mempertahankan desertasinya yang berjudul "Konstruksi Teologis dan Pola Pendidikan Akidah Remaja Pelajar Kalimantan Selatan (Studi Multi Situs di SMAN 2 Martapura, MAN 2 Banjarmasin dan Pondok Pesantren Darussalam Martapura) " dengan nilai 91,42 (Amat Baik)

Karyanya tersebut disidang di Aula Pascasarjana UIN Antasari Bersama 7 orang Tim Penguji : Prof Dr H Zulfa Jamalie, Ph.D (Ketua) Dr Muhammad Rusydi M.Ag (Penguji Utama), Dr H M Noor Fuady, M.Ag (Penguji), Dr H Ahmad Rafiq, M.Ag (Penguji Eksternal), Prof Dr H Kamrani Buseri, M.Ag (Penguji), Dr. Wahyudin, M.Si (Penguji), dan Dr Hj. Mila Hasanah, M.Ag (Sekretaris), Senin (26/12/2022)

Dari pertanyaan penguji Pa Dr.wahyuddin, M.Si : Remaja disebut juga masa pancaroba atau masa kegoncangan, apa relevansinya dengan teologis dalam penelitian saudara ?

Promovenda : remaja yang mengalami masa pancaroba cendrung terjerumus kepada perilaku anti norma dan hokum.Perilaku yang yang ditampilkan remaja tersebut tidak bisa dilepaskan dari persoalan teologis/ keyakinan beragamanya terhadap Tuhan. Dengan kata lain Perilaku remaja sangat ditentukan oleh keyakinan teologisnya.

DR Wahyuddin melanjutkan, “saya sepakat dengan topik penelitian Anda, karena ini merupakan penguat kembali kajian teologi yang cukup panjang dari Prof.Abdul Muthalib dengan penelitiannya teologi Masyarakat Kal sel teng, pa Zurkani Jahja, teologi al Gazhali sampai pada penelitian Kamrani Buseri ttg nilai-nilai ilahiyah remaja Pelajar Kalsel. Nah penelitian saudara ini mencoba membangun kesinambungan keilmuan (kaukus keilmuan yang jelas). Teologi dipelajari sebagai normative doktriner maupun secara sosiologis antropologis. 

penguji melanjutkan pertanyaan berikutnya : dalam disertasi saudara ada problematika moralitas/ etika yang bersumber pada persoalan keyakinan teologis remaja millennial, ada apa dengan remaja millennial ?

promovenda menjelaskan : Remaja millennial adalah remaja yang tidak bisa dipisahkan dari gadget. Gadget sebagai bentuk kemajuan IT telah berperan ganda, satu sisi bernilai positif karena remaja dengan mudahnya mengakses pengetahuannya tentang apa yang ingin dia ketahui dan ia yakini seperti tentang ketuhanan dan lainnya, di sisi lain kemajuan IT juga bisa berdampak negative. 

tanggapan balik penguji : Artinya sekarang ini terjadi pergeseran referensi keagamaan dari dulunya berupa otoritas orangtua, guru, pengajian, hari ini sudah digeser oleh referensi digital.

Selanjutnya  Co promotor Dr.wahyuddin yang bertindak sebagai penguji hari itu mengungkapkan sedikit berbeda dengan Prof.Kamrani sebagai promotor (penguji) yang mengungkapkan perlu tidaknya menambahkan pelajaran sifat 20 ke dalam pelajaran akidah di kalangan pelajar. Menurut Dr.Wahyuddin sifat 20 ini tidak bisa lagi dijadikan referensi, karena dianggap terlalu berat, filosofis, dan terlalu mekanisme hafalan.  Sekarang ini sudah digeser kepada penguatan-penguatan ketauhidan dengan Asmaul Husna.

Jadi sejak 20 tahun yang lalu sistem hafalan sifat 20 itu sudah ditnggalkan , karena banyak orang Beragama yang kaku, teologi perlu digeser kepada upaya-upaya menghindari fatalistic ke arah yang lebih free will, dari  sesuatu yang teosentris harus berpadu dengan antroposentris pada bidang ajar Pendidikan Agama Islam. Guru PAI harus mampu bertransformatif , memahami apa yang diinginkan oleh remaja millennial saat ini.

Kemudian, bagian akhir sidang ujian promosi Doktor tersebut pa Kamrani Buseri memberikan pesan-pesan akademik kepada promovenda untuk selalu mengembangkan diri dan mengabdikan diri membimbing guru-guru ke arah perbaikan yang lebih baik karena dari curriculum vitae promovenda sudah malang melintang menjadi pelatih dan Narasumber di dunia pengembangan keprofesian guru PAI.(Andra